Struktur gunung api
Merbabu, antara lain:
1. Kawah
Kawah pada gunung api Merbabu yang
dapat penulis lihat sesuai di lapangan merupakan jenis kawah samping, yakni
berdasarkan letaknya saat ini, posisinya tepat berada di lereng puncak G.
Merbabu atau di sebelah barat puncak G. Pregadalem (Gambar 60). Kenampakan di lapangan
struktur kawah ini di tandai dengan aktifitas solfatara dan mofet (Gambar 61)
dengan bau belerang yang menyengat. Kawah ini diisi oleh airtanah yang
terpanaskan oleh batuan intrusi andesit yang berada dibawahnya.
Pengisian kawah
oleh air hujan kemungkinan dapat terjadi ketika curah hujan tinggi namun untuk
menjadi danau kawah kemungkinan sangat tipis sekali mengingat letaknya yang
langsung menghadap ke lereng. Litologi penyusun berupa argilik akibat proses
mineralisasi dari proses alterasi yang di pengaruhi oleh mendidihnya airtanah
oleh magma, endapan-endapan lunak yang berukuran lempung, batuan intrusi andesit
dengan komposisi secara megaskopis tersusun atas mineral plagioklas, piroksen.,
Struktur masif (pejal) di sebagian menunjukan adanya struktur mengulit bawang
dan columnar joint.
2. Rekahan
dan graben G. Merbabu
Ditunjukan
dengan adanya retakan-retakan atau patahan pada tubuh G. Merbabu yang memanjang
dengan arah tenggara baratlaut dan baratdaya-timurlaut dan membentuk graben
gunung api (Gambar62).
3. Depresi
volkano-tektonik
Ditandai dengan
deretan pegunungan yang berasosiasi dengan pemebentukan gunungapi akibat
ekspansi volume besar magma asam ke permukaan yang berasal dari kerak bumi
(Gambar 63). Termasuk di dalamnya adalah G. Merbabu.
Gambar
63. Rangkaian depresi vulkano-tektonik (Penulis 2015).
Klasifikasi gunung api di Indonesia
1.
Tipe A, Gunung
api yang pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah
tahun 1600
2.
Tipe B, Gunung
api yang sesudah tahun 1600 belum lagi mengadakan erupsi magmatik, namun masih
memperlihatkan gejala kegiatan seperti kegiatan solfatara
3.
Tipe C, Gunung
api yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia, namun masih terdapat
tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola pada
tingkah lemah
Menurut klasifikasi gunung api di
Indonesia, gunung api Merbabu belum bisa ditentukan secara pasti termasuk
kedalam tipe gunung api di atas, ini
dikarenakan referensi waktu atau tahun aktifitas erupsi pada masa lampau masih
simpang siur kebenarannya. Gunung api Merbabu memiliki bentuk kerucut
yang kurang sempurna (Gambar 64), ini dikarenakan aktifitas vulkanisme yang
bersifat membangun lebih kecil dibandingkan dengan aktifitas erosi dan
pelapukan yang terjadi pada Gunung api ini.
Menurut Mulyaningsih (2013),
berdasarkan tatanan tektoniknya, tipe gunung api dapat dikelompokan menjadi
tiga, yaitu gugusan api busur magmatik, gugusan gunung api tengah samudera (mid oceanic ridge volcanous), dan
gugusan gunung api zona rifting belakang busur (lava floods). Tipe-tipe gunung api tersebut memiliki sifat dan
komposisi litologi yang berbeda-beda, tergantung dari tatanan tektoniknya.
Didasarkan pada bentang alam dan jenis batuan yang
menyusun tubuh gunung api, para ahli vulkanologi mengelompokan tipenya menjadi
empat, yaitu gunung api komposit atau strato (composite volcanoes), gunung api perisai (shield volcanoes), gunung api monogenetik dan kubah lava (lava domes). Selain tipe monogenetik,
gunung api-gunung api tersebut di bangun dari erupsi-erupsi poligenetik, yang
berlangsung dalam waktu yang panjang. Tipe gunung api monogenetik terbentuk
dari letusan tunggal yang aktifitasnya berlangsung secara freatik maupun
freatomagmatik. Contohnya; maar, cincin tuf, skoria tuf, dan kerucut tuf.
Kesemua tipe gunung api tersebut memiliki sifat magmatologi, vulkanisme,
tatanan tektonik, masa hidup (life time)
yang beragam.
1.
Gunung api strato
· Magmanya
dibentuk oleh partial melting, bertipe
Ca-Alkalin
· Magma
muncul ke permukaan melalui rekahan tektonik secara poligenetik
· Tubuh
gunung api berlapis, bentuk lereng berundak, morfologi kerucut dan tubuh yang
besar.
2.
Gunung api perisai
· Terbentuk
pada pemekaran lantai samudera
· Membentuk
MORB, hotspot, pulau gunung api, rift zone volcanism
· Saat
lempeng-lempeng terbuka, magma yang berasal dari astenosfer bergerak ke atas
dengan dikontrol oleh arus konveksi
· Magma
mengalir ke permukaan sambil menyemburkan uap dan material-material klastika
batuan penutup saat celah terbuka. Erupsi awal disebut dengan erupsi stromboli,
yang berlangsung beberapa menit dan menghasilkan endapan sinder (cinder cone)
· Saat
celah mulai tertutup sepenuhnya oleh lava basal (ultra-basal), magma keluar
melalui titik yang paling lemah membentuk tubuh gunung api perisai lain
· Tubuh
gunung api tersusun atas aliran-aliran lava cair
· Magma ke
permukaan bumi diawali dengan kemunculan gas, hasil interaksi magma panas
dengan air dan udara di permukaan
3.
Kubah lava
· Terbentuk
dari kumpulan aliran lava yang muncul di puncak seputar kawah gunung api
membentuk morfologi kubah
· Magma
bersifat kental dan langsung membeku karena bersentuhan dengan udara luar,
karena berhubungan dengan udara luar dengan cuaca yang berubah-ubah maka
permukaannya mudah terfragmentasi, jika terisi oleh air maka mudah runtuh
· Dibentuk
dalam 1 periode erupsi atau lebih
· Terdapat
perlapisan antara lava lama (keras di bawah) dan lava baru (plastis di atas)
· Sangat
umum dijumpai pada puncak gunung api komposit
· Jika
kubah lava tumbuh pada bidang miring (lereng gunung api) maka akan terbentuk
lidah lava
· Jika
kubah lava muncul pada perairan, maka permukaannya tersusun atas endapan
hialoklastika berbutir pasir, pada bagian tengahnya terbreksiasi karna
pembekuan yang sangat cepat dan permukaannya terlapisi oleh kerak kaca,
sedangkan bagian dalamnya disusun oleh batuan beku masif
· Kubah
lava andesit yang menyentuh tubuh air sering terbreksiasi membentuk breksi
autoklastik, dengan ciri komposisi fragmen dan matriknya sama
· Lava
basalan di dalam laut tidak mampu mengalir dengan jarak yang jauh dan biasanya
membentu struktur bantal.
4.
Gunung api yang lain
· Kerucut
skoria; dapat dijumpai pada gunung api tipe perisai yang dibangun oleh lontaran
abu dari lava fountain atau hasil
pengendapan abu freatik erupsinya, mempunyai morfologi kerucut, begitu juga
dengan kerucut tuf
· Maar;
banyak juga dijumpai sebaagai akibat jatuhnya meteorit di bumi, sehingga memicu
terjadinya rekahan dan rekahan tersebut menjangkau ke reservoir magma yang
sekitarnya terdapat tubuh gunung api, di permukaan bulan banyak dijumpai
lubang-lubang hasil erupsi monogenetiknya
· Kerucut
skoria, maar, cincin tuf, kerucut tuf dibentuk oleh letusan hidrovulkanik
· Kerucut
tuf dan skoria merupakan tipe gunung api terkecil dengan tinggi >300 mdpl,
diameter 3-5 km, lereng lebih dari 15o-30o. Yang
membedakan antara keduanya adalah komposisinya. Kerucut skoria; lapilli dan
lava basal (merah bata-cokelat), kerucut tuf; abu (tuf), asam, riolitik
(abu-abu terang-putih). Kerucut skoria disebut juga dengan cinder cone juga dijumpai pada gunung api perisai dan strato
· Maar dan
cincin tuf terbentuk dari erupsi ekplosif hidrovulkanik
No comments:
Post a Comment