Search This Blog

Thursday, May 12, 2016

STRUKTUR GUNUNG API MERBABU

Struktur gunung api Merbabu, antara lain:
1.      Kawah

Kawah pada gunung api Merbabu yang dapat penulis lihat sesuai di lapangan merupakan jenis kawah samping, yakni berdasarkan letaknya saat ini, posisinya tepat berada di lereng puncak G. Merbabu atau di sebelah barat puncak G. Pregadalem (Gambar 60). Kenampakan di lapangan struktur kawah ini di tandai dengan aktifitas solfatara dan mofet (Gambar 61) dengan bau belerang yang menyengat. Kawah ini diisi oleh airtanah yang terpanaskan oleh batuan intrusi andesit yang berada dibawahnya.
Pengisian kawah oleh air hujan kemungkinan dapat terjadi ketika curah hujan tinggi namun untuk menjadi danau kawah kemungkinan sangat tipis sekali mengingat letaknya yang langsung menghadap ke lereng. Litologi penyusun berupa argilik akibat proses mineralisasi dari proses alterasi yang di pengaruhi oleh mendidihnya airtanah oleh magma, endapan-endapan lunak yang berukuran lempung, batuan intrusi andesit dengan komposisi secara megaskopis tersusun atas mineral plagioklas, piroksen., Struktur masif (pejal) di sebagian menunjukan adanya struktur mengulit bawang dan columnar joint.
2.      Rekahan dan graben G. Merbabu
Ditunjukan dengan adanya retakan-retakan atau patahan pada tubuh G. Merbabu yang memanjang dengan arah tenggara baratlaut dan baratdaya-timurlaut dan membentuk graben gunung api (Gambar62).
3.      Depresi volkano-tektonik
Ditandai dengan deretan pegunungan yang berasosiasi dengan pemebentukan gunungapi akibat ekspansi volume besar magma asam ke permukaan yang berasal dari kerak bumi (Gambar 63). Termasuk di dalamnya adalah G. Merbabu.
Gambar 63. Rangkaian depresi vulkano-tektonik (Penulis 2015).

Klasifikasi gunung api di Indonesia
1.        Tipe A, Gunung api yang pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600
2.        Tipe B, Gunung api yang sesudah tahun 1600 belum lagi mengadakan erupsi magmatik, namun masih memperlihatkan gejala kegiatan seperti kegiatan solfatara
3.        Tipe C, Gunung api yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia, namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola pada tingkah lemah
Menurut klasifikasi gunung api di Indonesia, gunung api Merbabu belum bisa ditentukan secara pasti termasuk kedalam tipe gunung api di atas, ini dikarenakan referensi waktu atau tahun aktifitas erupsi pada masa lampau masih simpang siur kebenarannya. Gunung api Merbabu memiliki bentuk kerucut yang kurang sempurna (Gambar 64), ini dikarenakan aktifitas vulkanisme yang bersifat membangun lebih kecil dibandingkan dengan aktifitas erosi dan pelapukan yang terjadi pada Gunung api ini.
Menurut Mulyaningsih (2013), berdasarkan tatanan tektoniknya, tipe gunung api dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu gugusan api busur magmatik, gugusan gunung api tengah samudera (mid oceanic ridge volcanous), dan gugusan gunung api zona rifting belakang busur (lava floods). Tipe-tipe gunung api tersebut memiliki sifat dan komposisi litologi yang berbeda-beda, tergantung dari tatanan tektoniknya.
            Didasarkan pada bentang alam dan jenis batuan yang menyusun tubuh gunung api, para ahli vulkanologi mengelompokan tipenya menjadi empat, yaitu gunung api komposit atau strato (composite volcanoes), gunung api perisai (shield volcanoes), gunung api monogenetik dan kubah lava (lava domes). Selain tipe monogenetik, gunung api-gunung api tersebut di bangun dari erupsi-erupsi poligenetik, yang berlangsung dalam waktu yang panjang. Tipe gunung api monogenetik terbentuk dari letusan tunggal yang aktifitasnya berlangsung secara freatik maupun freatomagmatik. Contohnya; maar, cincin tuf, skoria tuf, dan kerucut tuf. Kesemua tipe gunung api tersebut memiliki sifat magmatologi, vulkanisme, tatanan tektonik, masa hidup (life time) yang beragam.
1.        Gunung api strato
·      Magmanya dibentuk oleh partial melting, bertipe Ca-Alkalin
·      Magma muncul ke permukaan melalui rekahan tektonik secara poligenetik
·      Tubuh gunung api berlapis, bentuk lereng berundak, morfologi kerucut dan tubuh yang besar.
2.        Gunung api perisai
·      Terbentuk pada pemekaran lantai samudera
·      Membentuk MORB, hotspot, pulau gunung api, rift zone volcanism
·      Saat lempeng-lempeng terbuka, magma yang berasal dari astenosfer bergerak ke atas dengan dikontrol oleh arus konveksi
·      Magma mengalir ke permukaan sambil menyemburkan uap dan material-material klastika batuan penutup saat celah terbuka. Erupsi awal disebut dengan erupsi stromboli, yang berlangsung beberapa menit dan menghasilkan endapan sinder (cinder cone)
·      Saat celah mulai tertutup sepenuhnya oleh lava basal (ultra-basal), magma keluar melalui titik yang paling lemah membentuk tubuh gunung api perisai lain
·      Tubuh gunung api tersusun atas aliran-aliran lava cair
·      Magma ke permukaan bumi diawali dengan kemunculan gas, hasil interaksi magma panas dengan air dan udara di permukaan
3.        Kubah lava
·      Terbentuk dari kumpulan aliran lava yang muncul di puncak seputar kawah gunung api membentuk morfologi kubah
·      Magma bersifat kental dan langsung membeku karena bersentuhan dengan udara luar, karena berhubungan dengan udara luar dengan cuaca yang berubah-ubah maka permukaannya mudah terfragmentasi, jika terisi oleh air maka mudah runtuh
·      Dibentuk dalam 1 periode erupsi atau lebih
·      Terdapat perlapisan antara lava lama (keras di bawah) dan lava baru (plastis di atas)
·      Sangat umum dijumpai pada puncak gunung api komposit
·      Jika kubah lava tumbuh pada bidang miring (lereng gunung api) maka akan terbentuk lidah lava
·      Jika kubah lava muncul pada perairan, maka permukaannya tersusun atas endapan hialoklastika berbutir pasir, pada bagian tengahnya terbreksiasi karna pembekuan yang sangat cepat dan permukaannya terlapisi oleh kerak kaca, sedangkan bagian dalamnya disusun oleh batuan beku masif
·      Kubah lava andesit yang menyentuh tubuh air sering terbreksiasi membentuk breksi autoklastik, dengan ciri komposisi fragmen dan matriknya sama
·      Lava basalan di dalam laut tidak mampu mengalir dengan jarak yang jauh dan biasanya membentu struktur bantal.
4.        Gunung api yang lain
·      Kerucut skoria; dapat dijumpai pada gunung api tipe perisai yang dibangun oleh lontaran abu dari lava fountain atau hasil pengendapan abu freatik erupsinya, mempunyai morfologi kerucut, begitu juga dengan kerucut tuf
·      Maar; banyak juga dijumpai sebaagai akibat jatuhnya meteorit di bumi, sehingga memicu terjadinya rekahan dan rekahan tersebut menjangkau ke reservoir magma yang sekitarnya terdapat tubuh gunung api, di permukaan bulan banyak dijumpai lubang-lubang hasil erupsi monogenetiknya
·      Kerucut skoria, maar, cincin tuf, kerucut tuf dibentuk oleh letusan hidrovulkanik
·      Kerucut tuf dan skoria merupakan tipe gunung api terkecil dengan tinggi >300 mdpl, diameter 3-5 km, lereng lebih dari 15o-30o. Yang membedakan antara keduanya adalah komposisinya. Kerucut skoria; lapilli dan lava basal (merah bata-cokelat), kerucut tuf; abu (tuf), asam, riolitik (abu-abu terang-putih). Kerucut skoria disebut juga dengan cinder cone juga dijumpai pada gunung api perisai dan strato

·      Maar dan cincin tuf terbentuk dari erupsi ekplosif hidrovulkanik

No comments:

Post a Comment